Rabu, 06 Juni 2012

menjadi bayang bayang itu rasanya...

Morning Light: novel by Windhy Puspitadewi




Sinopsis :
Aku seperti bunga matahari yang selalu mengejar sinar matahari, hanya melihat pada dia: matahariku.
Aku mengagumi kedalaman pikirannya, caranya memandang hidup-malah, aku mati-matian ingin seperti dirinya.

Aku begitu terpesona hingga tanpa sadar hanya mengejar bayang-bayang. Aku menghabiskan waktu dan tenaga untuk mendongak sampai lupa kemampuan diriku sendiri.
Aku bahkan mengabaikan suara lirih dari dasar hatiku. Aku buta dan tuli. Dan di suatu titik akhirnya tersungkur. Saat itulah aku mulai bertanya-tanya: Apakah dengan menjadi seperti dia, aku pun akan dicintai?

#######
Novel mbak Windhy ini salah satu dari novel yang memberiku suatu pelajaran...
ceritanya simpel tetapi bermakna banget.
selalu ada pelajaran dari semua novel punya mbak windhy ini.
novelnya itu menceritakan tentang 4orang sahabat yang hidup dengan bayang-bayang kesuksesan orangtua ataupun kakaknya.
mereka berusaha menjadi sesukses ortu atau kakak mereka. bahkan ingin melampauinya...
padahal dibalik itu semua, mereka memiliki kelebihan tersendiri yang sebenarnya bisa melampaui oranglain. tapi sayangnya mereka hanya memandang ke satu arah saja :)

#######

sejujurnya... apa yang ditulis di novel itu aku juga ngerasain.
aku tidak benar-benar bisa menjadi diri sendiri selama ini.
Kalian tau kan... errrr...
semua anak-anak kelasku juga tau kalo aku gak ada minat dengan yang namanya matematika..
nilaiku pun sangat teramat hancur dalam mata pelajaran itu...
tapi ayahku, ibuku... #ah!

aku gak pernah menyalahkan mereka atas apa yang mereka harepin dari aku.
wajar kan, mereka ortuku dan aku anak mereka...
mereka jelas menuntut masa depan yang cerah untukku...
mungkin semacam balas budi.

tapi ini semua sudah diluar batas kemampuanku..
aku harus masuk IPA setelah lulus harus masuk jurusan inilah itulah...
harus begini harus begitu...
sumpah kalo aku secerdas einstein atau jimmy neutron tokoh kartun di tv itu aku gak akan menolak permintaan mereka :')
tapi sayangnya aku hanyalah anak ingusan yang bahkan perkalian saja harus menggunakan kalkulator.
mengenaskan bukan?

bukannya aku gak mau berusaha,
aku sudah..
dan itu selalu...
tapi setiap melihat nilai ulangan yang mati-matian aku pelajari beberapa hari sebelum...
rasanya sakit..
itu nilai atau tai ayam?

aku tau aku cuma bisa ngeluh, aku tau aku gak pernah bisa bersyukur...
dan aku tau aku selalu saja membuat ortu kecewa...

tapi ayah, ibu...
kalo aku bisa ngutarain ini semua langsung ke mereka tanpa perlu lewat blog..
pasti udah dari tadi gue ngomong

ayah, ibu..
meskipun nilai berhitungku amburadul..
nilai ipsku mengenaskan...
tapi..ada kok yang bisa kalian banggain dari aku..

Aku pengen masuk HI, jadi diplomat, jadi movie director, jadi penulis, jadi penyanyi ato apalah...
pokoknya melakukan hal yang aku suka...
meskipun itu baru cita-citaku...
tapi aku benar-benar berusaha yah, bu..
liat nilai bahasa inggrisku.
meskipun hanya satu bidang itu saja nilaiku menonjol, tapi aku menyukai pelajaran itu melebihi pelajaran apapun..

aku ingin melakukan suatu pekerjaan yang membuatku selalu merasa itu bukanlah beban... melainkan hobi...

seperti ayah...
menolak Beasiswa teknik sipil dan masuk STSRI..
bukankah itu hobimu ayah?
menjadi seorang pelukis?
apakah kau menyesal ayah?

ayah, aku kehabisan kata-kata..
sekian. wasalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar