Jumat, 20 April 2012

MERCY... TERIMAKASIH

Dear Mercy,

Ya, aku menamaimu Mercy..

Sebutan terimakasih dalam bahasa perancis.

Dan itu nama yang pantas untuk ku berikan padamu.

Mercy…

Maaf karena aku menamaimu Mercy...


Pernah gak aku ngomong sama kamu… that How lucky me?

Aku selalu merasa beruntung mengenal manusia berkulit putih sepertimu Mercy.

Benar…

Aku gak sedang mabuk karena habis minum coca cola yang dicampur dengan aspirin dan bodrex, aku juga gak sedang ngantuk saat mengetik postingan ini. Karena yang aku katakan saat ini memang benar adanya.

Benar, aku beruntung…

Bagaimana kabarmu? Ahh…. Aku lupa! Aku nggak butuh kabarmu. Selama kamu masih muter kayak komedi puter di dalam otak kecilku ini, bagiku… kamu akan selalu baik-baik saja.

Aku jadi ingat tentang apa yang selalu kita bahas dulu setiap harinya. Tidak bisa disebutkan semuanya memang, tapi aku akan mencoba menyebutkan beberapa. Agar mereka, tidak… bukan mereka. Tetapi semuanya. Agar semuanya tahu, kalau kamu adalah orang baik. Dan orang baik itu adalah sahabatku J

Kamu adalah orang pertama yang mau mengajakku berteman waktu aku terlibat skandal dengan kakak kelas yang famous di SMP ku dulu.

Kamu adalah orang pertama yang mau mengulurkan tanganmu padaku saat aku terjatuh.

Dan kamu adalah orang pertama yang menghampiriku tanpa ragu sedikitpun saat semua orang menjauhiku.

Saat semua orang memalingkan wajah mereka dariku, kamu satu-satunya orang yang menatapku dengan penuh keberanian.

Saat semua orang mencibirku karena kesalahan dan kekurangan yang ku punya, kamu satu-satunya orang yang berdiri disampingku sambil membelaku habis habisan.

Kamu sahabat yang membuatku bangga.

Ingat tidak waktu kita merasa bosan dengan mata pelajaran pak Jupari atau bu Rita guru matematika?

Ingat tidak apa yang waktu itu kita lakukan ketika kita bosan?

“Pak! Bisa gak saya pamit pulang?” katamu dengan muka memelas.

“Ada apa?” Tanya pak guru saat itu.

“saya lupa ngangkatin jemuran di rumah pak!” jawabmu lantang.

Kontan seisi kelas tertawa dengan jawabanmu.

“Duduk kamu! Diam semuanya! Tidak ada yang lucu!” bentak pak Guru.

Kamu… kamu selalu bisa membuat suasana yang awalnya membosankan menjadi menyenangkan.

Kamu… dengan kata-katamu yang pedas itu. Kamu adalah orang yang paling tidak munafik yang pernah aku kenal J

Masih inget gak waktu kita buat janji untuk gak pernah nyontek dalam keadaan apapun? Sekalipun kepepet, janji itu… dulu selama masih sama kamu aku tidak pernah ingkari.

Mercy? Apa kamu masih menepati janji kita itu? Ku harap iya… karena aku udah enggak. Sejak kamu gak ada disampingku lagi. Maaf

Masih inget gak waktu sekolah kita ngadain acara *yang aku lupa acaranya apa*. Waktu itu kita disuruh besoknya untuk menggunakan baju batik. Dan bodohnya, kita tidak mendengarkan pengumuman itu dan dengan SOMBONGNYA masuk sekolah menggunakan seragam pramuka. HANYA kita berdua yang pakai seragam pramuka di sabtu pagi yang cerah itu. Betapa hinanya kita waktu itu. Ingin rasanya nyekik lehermu waktu itu saking malunya diliatin semua orang dikelas dengan pandangan mereka yang seolah bilang KALIAN-NGGAK-BERGUNA. Ngook -____________-

Kamu itu hebat,aku tahu kamu punya asma tapi gak pernah ngeluh. Sekalipun enggak pernah. “Aku gak pernah mau dikasihani dan ngerepotin orang lain.” Itu kata-katamu waktu itu. Kamu tahu gak? Dimataku kamu itu sempurna. Tahu gak sih? Kamu gak pernah ingin terlihat lemah dihadapan semua orang. Kamu hebat.


Kamu ingat tidak waktu kita remidi fisika? Kamu tahu pasti aku sangat bodoh dalam hal hitung hitungan. Dan aku juga tahu pasti kamu itu memiliki otak yang jauh lebih pintar daripadaku. Bahkan kamu terpintar dikelas dalam urusan matematika.

Waktu itu kamu bilang, “karna kamu temenku, kamu aku ijinin buat nyontek aku. Biar kita bisa lulus kkm bareng bareng “

Gimana aku gak melting? Kata katamu begitu sangat sekali banget…

Dear Mercy, yang selalu berumah di otakku ketika aku lagi kangen…

Mercy… Tanpamu aku tersesat…

Bahkan dengan bantuan peta dan kompaspun tidak bisa membantuku untuk menemukan jalan pulang.

Karena kamulah mataku. Berlebihan memang, tapi inilah kenyataannya.

Mana bisa aku menemukan jalan pulang tanpa adanya mata?

Jangan bercanda, itu tidak mungkin terjadi,

Jika bukan kamu yang menyeretku ke dalam rumah pohonmu…

Aku tidak akan pernah bisa menjadi pinokio, boneka yang mampu hidup itu.

Jika kamu tidak menyeretku dengan brutal seperti pak gebeto yang kebelet ingin punya anak, Mungkin selamanya aku hanya akan menjadi boneka tak bernyawa yang tersimpan manis dalam rumah kaca.

Kamu memberikanku hidup dengan menghargai kelebihanku..

Dan menganggap kekuranganku adalah sesuatu yang special...

Terimakasih…

Untuk 2 tahun yang menyenangkan itu..

Terimakasih, untuk menjadi sahabat terbaikku…

Untukmu Mercy, dengan sejuta rasa rindu yang bermetamorfosis menjadi sebuah kebutuhan untuk bertemu. Hari ini aku merindukanmu, lagi…

Dan bodohnya hal itu setiap hari ku rasakan.

Aku benci jika harus mengatakan rindu kepadamu, kamu tahu sendiri kan ego dan rasa gengsiku itu sangat tinggi?

Untuk Mercy yang setiap hari selalu memenuhi otak kecilku ini dengan namamu itu. Keparat kau!

Bisa gak sih kamu pergi dari hidupku sehari saja?

Bisa gak sih bayanganmu, suaramu dan namamu gak melintas di otakku saat aku memejamkan mataku?

Sialan!

Aku tidak ingin kamu merasa senang dan bangga karena aku menulis posting khusus ini untuk kamu. Ingat ya… ini TIDAK gratis.

Kamu harus membayarku untuk ini semua. Dan ingat, ini bukan postingan untuk pengungkapan perasaan cinta atau sebagainya kepadamu.

Ini hanya…. Ya HANYA pengungkapan rasa benciku kepadamu karna sumpah aku kangen kamu!

Brengsek kau. Ingat, ini bukan posting cinta, ini karena aku benci kamu.

Salam, Rahma. Semoga kamu selalu baik baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar